Wednesday, April 20, 2011

Nonton Wayang Orang.... Gatotkaca Gugur

Haiii.... haloooo...
Karena ini kali pertama aku posting di blog ini... jadiii lebih baik kita kenalan dulu yaa.... Aku dipanggil Wawa sama dua dari lima keponakanku. Aku adalah Wawa Nomer Satu Sedunia..WAHAHAHAHAH *ketawa gilak*

Aku punya banyak hobby... salah satunya adalah fotografi. Nggak bagus-bagus amaatt, tapi cukuplah buat bikin aku senang...  Selain fotografi, aku lagi punya hobi baru, nonton wayang orang... hih hih hih...

Tanggal 26 Maret 2011 yang lalu, dalam rangka memperingati hari bumi sedunia, aku dan Oom Ganteng memutuskan untuk mematikan listrik ditempat kami selama paling enggak 1 jam. Niatannya untuk meningkatkan kesadaran kita bahwa listrik bukan merupakan sumberdaya yang tidak terbatas. Dengan menghemat listrik, berarti kita menabung listrik untuk anak cucu kita nanti.....

Naaaaa..... during those hours, kami pergi nonton wayang orang di daerah Senen... Jalan Kalilio 15 Jakarta, tepatnya. disitu kan gelap-gelapan juga.....  listrik yang sedikit dipake banyak orang.. jadi sekali dayung dua tujuan tercapai... menghemat listrik daaaannnn dapet hiburan..  Kali itu, cerita yang ditampilkan adalah penggalan dari cerita Mahabharata.. Judulnya Gatotkaca Gugur...

Sejak lahir, Gatotkaca sudah merupakan anak yang istimewa. Sampai hari ketujuh kelahirannya, ari-arinya belum bisa dipotong dengan senjata apapun. Waktu Arjuna, pamannya Gatotkaca, dapet petunjuk bahwa ari-ari Gatotkaca hanya bisa dipotong pake keris sakti milik Batara Narada, Arjuna sampe rebutan sama Adipati Karna, orang yang mau minjem keris itu juga. Waktu rebutan, Arjuna hanya dapet kerangkanya, Adipati Karna tetep pegang kerisnya.

Akhirnya, dihari kedelapan, kerangka keris yang tumpul itu dicobain juga untuk motong ari-arinya  Gatotkaca..... eehhh kepotong tuh!!! tapi, setelah ari-ari itu terpotong, kerangka kerisnya  menghilang dan menyatu di badan Baby Gatotkaca moso'.... 

Setelah itu, Gatotkaca "disekolahkan" di kawah Candradimuka, yang membuat dirinya hebat dan kuat... ototnya seperti kawat, dan tulangnya seperti besi... dan dia tumbuh besar menjadi ksatria yang dihormati dan disegani.

Ketika terjadi perang Bharatayudha dan Adipati Karna diangkat menjadi panglima perang dari pihak Korawa, pihak Pandawa sadar bahwa mereka sedang kalah senjata sebab saat itu Adipati Karna masih memegang keris milik Batara Narada yang sudah dia diubah bentuknya jadi anak panah. Kalopun Arjuna--yang paling mungkin mengalahkan Adipati Karna--diturunkan untuk melawan, Arjuna pasti kalah... Panah bernama Kunto Wijayandanu itu adalah panah yang pasti bisa membunuh lawan, tapi hanya bisa digunakan satu kali aja..... Selama senjata pamungkas itu belum digunakan oleh Adipati Karna, Korawa masih punya kesempatan untuk menang.

Karena waktu kecil kerangka Kunta Wijayandanu  sudah menyatu dengan badan Gatotkaca, maka Prabu Kresna meminta kesediaan Gatotkaca untuk maju melawan Adipati Karna. Menurut Prabu Kresna, kalaupun Gatotkaca kalah, Pandawa tetap mendapatkan keuntungan yaitu senjata tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi. Gatotkaca menerima permintaan Prabu Kresna... dia rela mati demi kemenangan Pandawa...

Singkat cerita, Gatotkaca memang kalah melawan Adipati Karna.. dia gugur.. tapi dia gugur dengan hebat.. matinya nggak sia-sia. Gatotkaca membunuh banyaaakkk sekali tentara Korawa, sampai Adipati Karna harus menggunakan Kunto Wijayandanu ketika bertarung dengan Gatotkaca... Misi bunuh dirinya tercapai....Kunto Wijayandanu ngga bisa digunakan lagi oleh Adipati Karna...

Pertunjukkan wayang orang ini pake bahasa Jawa--lengkap dari yang ngoko sampe kromo alus--sementara aku nggak ngerti kromo alus... untung Oom Ganteng mau nerjemahin... hihihihihihih... *blushing*

Ini beberapa cuplikan adegan tarian yang aku suka....Supaya keliatan bahwa ini adalah sequence adegan berantem, aku gabungin beberapa foto jadi satu...




Pertarungan Gatotkaca lawan Adipati Karna
Pertarungan yang cantik... heh heh heh
Tarian Korawa yang enerjik
Ini waktu Gatotkaca pamit
sama keluarganya



No comments:

Post a Comment